TUHAN DI ABAD 20
Kegelisahan kalangan ilmuwan barat terhadap tuhan tidak lagi tersimpan hanya dalam benak mereka, tapi sudah diungkakan dalam tulisan lebih serius. Sebenarnya keberadaan dan peran tuhan sudah dipertanyakan oleh filosof Inggris Francis Parker yang kemudian dikembangkan oleh filosof Prancis Auguste Comte yang dikenal dengan teori positivismenya. Teori ini menganggapnya bahwa peran agama dan tuhan sudah digantikan oleh kemampuan kreatif manusia. Namun kaum positivisme ini memberikan uraian mendalam tentang bagaimana agama dan eksistensi tuhan.
Berbeda dengan kalangan ilmuwan modern yang sudah berani melakukan study mendalam dengan menggunakan metode komperhensif atau secara luas dan lengkap. Metode ini digunakan untuk menghadapi dan menjawab permasalahan ketuhanan yang variatif. Dari pemikiran ilmuwan modern abad 20 ini didapatkan fakta bahwa kehidupan beragama dibarat dalam decade terakhir menunjukan beberapa fenomena menarik. Setidaknya terdapat 4 kelompok manusia dengan pemikirannya terhadap masalah ketuhanan.
Pertama kelompok yang tetap mempertahankan tradisi lamanya tanpa peduli apapun perkembangan disekitarnya. Mereka tetap mempertahankan tradisi keagamaan mereka yang diwarisi secara turun temurun dari leluhur mereka. Ironisnya ditimur kelompok ini disebut kelompok mainstream atau mayoritas tetapi dibarat kelompok ini diposisikan sebagai kelompok pinggiran.
Kelompok kedua adalah kelompok yang mengakui adanya tetap cenderung tidak percaya kepada institusi agama mereka tetap percaya kepada keberadaan tuhan tetapi tidak mau terikat dengan tradisi keagamaan. Kelompok ini sering terlihat dalam acara-acara kerohanian seperti meditasi yang diadakan oleh berbagai kelompok agama. Mereka berkeyakinan tuhan hanya satu untuk semua agama. Karena itu mereka merasa bebas mengikuti ritual-ritual agama lain.
Lalu kelompok ketiga yaitu atheis yang memang tidak mau pusing apakah tuhan itu ada atau tidak ada. Mereka percaya terhadap kecenderungan suara hati nurani sebab bagaimana mereka lebih penting ketimbang ajaran agama dan sabda tuhan yang menurut mereka adalah kamuflase atas kepentingan tokoh-tokoh agama. Kelompok ini berkembang pasca penyerangan oleh kelompok teroris kebeberapa sasaran strategis di Amerika Serikat. Dimana suatu keolompok atas nama agama dan atas nama tuhan merelakan ribuan nyawa melayang termasuk diri mereka sendiri. Sementara pada kelompok lain atas agama dan tuhan melakukan pembalasan penyerangan kemanusian seperti pada Afganistan dan Baghdad. Kelompok atheis menyalahkan agama sebagai pemicu konflik dan menceraiberai rasa kemanusiaan.
Lalu kelompok empat yaitu kelompok yang mengalihkan perhatian dan kegelisahannya kepada ketimuran khususnya nilai-nilai keislaman. Mereka tidak puas dengan agama yang dianutnya selama ini tetapi mereka berani menjadi atheis. Kelompok ini dianggap masih percaya adanya tuhan dan masih menganggap perlunya agama berperan dalam kehidupan meskipun skala yang terbatas.
Namun ada yang menarik terlepas keempat kelompok dengan konsep ketuhanan karena ternyata perkembangan islam barat luar biasa pesatnya. Sebuah survei yang mengagetkan mengungkapkan bahwa sepanjang sejarah baru kali ini posisi agama paling besar didunia diduduki oleh agama islam. Kini jumlah penduduk muslim mencapai 1,25 milyar atau 19,2% total dari penduduk dunia. Data resmi juga dilaporkan oleh Carnegie Endowment For International Peace 2007 yang juga mengungkapkan ada 7 agama cepat berkembang didunia saat ini dan islam menjadi peringkat pertama dengan persentase perkembangan sebesar 1,84 %.
Agak ironi memang perkembangan islam didunia barat berkembang pesat justru ketika islam sedang benyak dicerca karena penyerangan kelompok teroris dengan menggunakan baju agama. Ini mengingatkan kita pada abad pertengahan justru ketika sedang terjadi perang diantara timur melawang Eropa. Islam berkembang begitu pesat dieropa. Islam sebagai agama semakin ditentang justru semakin berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar