SISA-SISA PASUKAN FIRAUN DAN JASAD FIRAUN
Kemajuan teknologi dijaman logis dan canggih sekarang ini membuat berbagai kisah mengenai mukjizat dan apa-apa yang dicerikan Al Quran makin dipertanyakan. Namun dengan kemajuan ini pula kebenaran mengenai kisah tersebut justru terbukti kebenarannya. Salah satunya adalah mengenai kejadian pelarian Nabi Musa bersama umatnya dari kejaran bala tentara firaun. Kisah bermula dari kekafiran, kesombongan dan keingkaran bangsa Mesir yang mengikuti firaun dalam menentang Allah SWT dan Nabinya Musa AS. Padahal telah nyata petunjuk bagi mereka dan telah diperlihatkan kejadian-kejadian luar biasa kepada mereka sebagai tanda kekuasaan Allah SWT tetapi mereka tidak mau sadar tidak mau kembali kebenaran dan beriman kepada Allah. Karena firaun dan bangsanya ingkar dan sombong, Nabi Musa AS meminta kepada firaun untuk diizinkan pergi meninggalkan Mesir beserta umatnya namun firaun menolak permintaan ini.
Maka Allah berfirman: “Dan sesungguhnya telah kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hambaKu (Bani Israil) pada malam hari dan pukullah (buatlah) untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, (engkau) tidak perlu takut akan disusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).” (QS. Taha 77).
Setelah turun perintah tersebut Nabi Musa bersama pengikutnya segera pergi, hingga dipagi harinya tak ada seorangpun kaum dari Nabi Musa yang tinggal di Mesir. Mengetahui hal ini firaun mengumpulkan tentaranya dan berencana mengejar Nabi Musa bersama pengikutnya. Ketika pengikut Nabi Musa dalam keadaan ketakutan akan segera tersusul, turunlah firman Allah yang artinya: “Lalu kami wahyukan kepada Musa: Pukullah laut itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan setiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS. Asy Syu’ara 63).
Maka melintaslah Nabi Musa bersama kaumnya dan firaun beserta pasukanya menyusul dibelakangnya. Ketika Nabi Musa dan pengikutnya sampai didaratan yang tinggi dan firaun dan pasukannya masih ditengah-tengah lautan maka datanglah pertolongan Allah SWT kepada Nabi Musa dan kaumnya. Laut yang terbelah kembali menyatu maka tenggelamlah firaun beserta pasuknnya dan tak seorangpun terselamatkan nyawanya termasuk firaun.
Pembuktian kejadian penyebrangan Nabi Musa AS bersama umatnya dahulu dilaut merah dibuktikan oleh seorang arkeolog bernama Ron Wyatt yang mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa roda tempur kuno dibawah laut merah pada tahun 1988. Menurut pengakuannya selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno, Wyatt bersama krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda dilokasi yang sama serta roda dengan empat jeruji yang terbuat dari emas yang diyakini sebagai kereta yang ditunggangi firaun.
Mengenai penemuan ini didalam Al Quran Allah berfirman: “Dan kami selamatkan Musa dan orang-orang yang beertanya semuanya. Dan kami tenggelamkan golongan yang itu.” (QS. Asy Syu’ara 65-66).
Lokasi ditemukan bangkai roda kereta beserta tulang belulang pasukan tersebut diyakini lokasi penyebrangan Nabi Musa bersama kaumnya berada diteluk Aqaba Nuwayba. Kedalaman lokasi penyebrangan adalah 800 meter disisi kearah Mesir dan 900 meter disisi kearah Arab. Sementara itu disisi utara dan selatan perlintasan penyebrangan garis merah kedalamannya mencapai 1500 meter. Kecerungan laut Nuwayba sekitar satu per empatbelas atau empat darjah sementara itu dari teluk Nuwayba kedaratan Arab sekitar satu per sepuluh atau enam darjah. Diperkirakan jarak dataran Nuwayba ke Arab sekitar 1800 meter dan lebar lintasan laut merah terbelah diperkirakan 900 meter.
Stockhlom university melakukan penelitian lebih lanjut tentang tulang belulang ditemukan dan diketahui usianya sekitar 3500 tahun dan menurut sejarah kejadian pengejaran itu juga dalam kurun waktu yang sama. Dari penemuan Wyatt tersebut mungkin bertanya-tanya dimanakan jenazah firaun yang turut tenggelam saat kejadian itu terjadi. Ternyata pada tahun 1975 Prancis menawarkan bantuan untuk meneliti mempalajari dan menganalisis mumi firaun yang memiliki kondisi lebih baik dibandingkan mumi lainnya. Mumi tersebut dibawa keruang khusus dipusat purbakala Prancis untuk diteliti dibawah pimpinan ahli benda sekaligus penanggung jawab proyek ini Prof Dr Maurice Bucaille setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa didalam tubuh mumi ini ditemukan kandungan garam sebagai bukti bahwa firaun yang dijadikan mumi tersebut mati tenggelam. Kondidi jasad yang lebih baik disbanding mumi lainnya menjadi perhatian peneliti.
Kemudian terjawab oleh ayat Allah yang artinya: “Maka pada hari itu kami selamatkan jasadmu, agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) kami.” (QS. Yunus 92).
Penemuan arkeologi ini sekali lagi membuktikan kebenaran akan apa yang sampaikan dalam Al Quran. Sehingga kita sebagai umat islam bisa mengambil pelajaran dari apa yag Allah serta Rasulnya sampaikan.
Semoga pemaparan kami membari manfaat dan semoga Allah senantiasa melindungi kita semua. Amin Ya Robal ‘alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar