TERTUNDANYA JODOH
Saat usia berjalan tak lagi dihentikan namun jodoh dan pendamping hidup tak kunjung datang. Saat itu pula kegundahan hati menyelimuti diri, padahal terkadang kita merasa sudah berupaya dan berdoa agar dipertemukan dengan jodoh kita. Hingga pertanyaan nikah pun menjadi momok menakutkan saat bertemu dengan orang lain. Namun sebagaimana manusia kita tak memiliki kuasa untuk menjawab kapan jodoh itu datang. Namun jangan berkecil hati selalu ada hikmah dari setiap hal yang diberikan Allah kepada hambanya. Berikut beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari tertundanya pemberian jodoh.
Mendapat jodoh yang baik tentu menjadi harapan setiap orang, mereka diharapkan bisa dengan totalitas menjalani hidup dengan kita serta berlaku baik dan setia. Namun jodoh itu ibarat cermin, siapa yang menjadi jodoh kita adalah cerminan dari kita. Hal ini sudah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al Quran yang artinya: “Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.” (QS. An Nur 26).
Jika saat ini kita belum didekatkan jodoh cobalah instropeksi diri apakah perbuatan kita telah baik atau belum. Jika kita masih banyak menyimpang dari ajaran Allah maka ada baiknya memperbaiki diri karena kabar baik dari semua ini Allah mengizinkan kita berbenah menjadi pribadi yang lebih baik sehingga jodoh yang akan datang juga sama nilainya dengan kita. Karena bisa saja Allah, kita mendapatkan jodoh pada saat ini namun nilai kita masih tidak cukup mendatangkan jodoh yang baik sehingga jodoh yang datangpun mereka yang kualitas biasa saja.
Seperti kita ketahui ketika sudah menikah maka tanggungjawab lebih besar adalah untuk suami atau istri sehingga perhatian pada keluarga otomatis berkurang ketika sudah menikah. Untuk itu jika saat ini belum dipertemukan dengan jodoh berprasangka baiklah mungkin ada orang tua yang begitu membutuhkan kita. Ada adik-adik yang harus diselesaikan sekolah atau kuliahnya dengan begitu menunggu tentu tidak akan menjadi waktu yang sia-sia karena memberi dan membahagiakan mereka bernilai ibadah dan sedekah.
Ujian naik kelas, hikmah pemberian jodoh pun merupakan sebuah ujian. Ujian untuk menghadapi orang-orang yang kerap menentangnya, mengapa belum menikah, tidak hanya kepada diri seseorang yang belum menikah saja namun hal sama juga akan dihadapi oleh orang tua dan keluarga yang lain. Disinilah manusia diuji naik tingkat kekelas yang lebih tinggi, Allah hanya akan menguji kaum yang disenanginya. Jika mereka bersabar maka besarlah nikmat Allah kepadanya. Seperti dalam hadis yang berbunyi: “Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah SWT bila menyenangi sesuatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah.” (HR. Tirmidzi).
Belum dipertemukan jodoh mungkin menjadi hal yang menyakitkan, bahkan sebagian orang sering mengumpat dengan posisi tersebut. Namun siapakah yang paling tahu hal terbaik dari suatu barang? Tentu saja penciptanya bukan. Sama dengan manusia yang paling tau hal yang terbaik manusia tentu Allah SWT sebagai sang pencipta. Allah SWT berfirman yang artinya: “Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu. Kamu tidak mengetahui sedangkan Allah Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah 216).
Jadi jika saat kita masih belum dipertemukan jodoh ada baiknya tetap berprasangka baik dengan Allah SWT. Allah tentu paling tahu dengan kebaikan kita tidak akan mengsengsarakan hambanya sendiri diluar kemampuan hambanya tersebut. Ingat pula hal didunia ini terjadi dengan waktu-waktunya sendiri. Demikian pula dengan kedatangan jodoh yang tak kunjung datang dan bagi yang sudah dipertemukan jodoh atau yang melihat orang lain berjodoh baiknya tidak menyudutkan. Karena jodoh adalah misteri yang ditulis sendiri oleh Allah sehingga siapapun tak kuasa mendatangkan jodohnyasendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar