Jumat, 13 Mei 2016

MENGAPA MAZAB ATAU ALIRAN DALAM ISLAM BERMACAM-MACAM

MENGAPA MAZAB ATAU ALIRAN DALAM ISLAM BERMACAM-MACAM

Hanya satu Al Quran tapi mengapa wajah umat islam bermacam-macam.

Manusia Allah ciptakan dengan beberapa perbedaan secara umum dilihat bermacam-macam ras, warna kulit, suku dan banyak lainnya. Dan tidak dipungkiri didalam islam sendiri perbedaan tersebut ekstimasi ada pertanyaan yang sering terlontar, mengapa umat islam disana sini banyak aliran dan mazab. Bahkan satu sama lain berkonflik sementara mereka hanya mengakui satu Al Quran dan hadis.

Bagaimana islam menanggapi ini?

Perlu kita ketahui perbedaan aliran lebih banyak berhubungan dengan masalah aqidah dan teologi sedangkan perbedaan mazab lebih banyak berhubungan dengan masalah fikih dan hukum islam. Al Quran memang hanya satu dan seluruh redaksinya diakui sama diseluruh belahan dunia islam. Sejak zaman dahulu hingga sekarang tidak ada sedikitpun penambahan ataupun pengurangan bahkan penulisannyapun tetap dipertahankan sekalipun diantaranya tak lagi sesuai dengan penulisan Arab modern. Dari hal ini Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya kami lah yang menurunkan Al Quran dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr 9).

Demikian pula dengan hadis meskipun periwayatannya lebih bersifat maknawi namun ulama hadis telah berhasil menetapkan kriteria pemeliharaan yang sangat ketat, jauh lebih ketet dengan metode ilmu-ilmu modern. Tingkat keadilan, doa, kejujuran dan ketakwaan menjadi penentu validitas sebuah hadis, dengan demikian sulit sekali terjadi pemalsuan hadis apalagi setelah dilakukan komputerisasi hadis. Perbedaan mazab dalam islam sangat dimungkinkan, bahkan Al Quran dan hadis sendiri mengisyaratkan kemungkinan itu. Allah SWT berfirman yang artinya: “Janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu dan masuklah dari pintu-pintu yang berbeda-beda.” (QS. Yusuf 67).

Dalam hadis Nabi yang pernah disabdakan perbedaan pendapat dikalangan umatku adalah rahmat. Al Quran dan hadis diisyaratkan perbedaan dan keanekaragaman sebagai manusiawi, namun meski demikian Al Quran dan hadis selalu menujuk manusia kearah titik temu. Bukan hanya sesama umat islam tetapi untuk semua agama dan berbagai etnik mengingat islam merupakan rahmat. Banyak faktor yang menyebabkan perbedan aliran dan mazab itu muncul dalam soal aliran misalnya yang berkenaan dengan aqidah terdapat berbagai isyarat yang berbeda-beda. Namun tidak bertentangan tentang kehendak manusia.

Aliran Jabariyah berpendapat perbuatan manusia sesungguhnya perbuatan tuhan manusia sama dengan robot. Aliran Asoriyah berpendapat perbuatan manusia berbagi dengan tuhan tetapi bagian dari kehendak manusia tersebut lebih sedikit menurut maturidi buhara dan lebih besar menurut maturidi samarkhan. Lain halnya Amran Multakjilah yang menganggap perbuatan manusia sepenuhnya adalah perbuatan sendiri karena tuhan telah menganugrahkan kekuatan memilih atau ikhtiar bagi manusia. Dari aliran fatalistick sampai ke aliran liberal semuanya sama-sama mengaku mendasarkan pandangan kepada Al Quran dan hadis.

Sedangkan pada perbedaan mazab dan hukum dunia islam lebih gampang terlihat dibanding dengan perbedaan aliran. Dibeberapa Negara Afika termasuk Mesir, Sudan serta Negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia kita akan menjumpai lebih banyak orang yang melakukan shalat subuh dengan menggunakan doa qunut dan membaca doa basmalah sebelum Al Fatihah karena Negara-negara ini lebih banyak dipengaruhi oleh mazab imam Syafi’i. Sementara Negara-negara lain ada yang bermazab Maliki yang tidak menekankan doa Qunut dan menganggap basmalah bukan bagian surat Al Fatihah sehingga tidak perlu dikeraskan dalam membacanya.

Mengenai posisi Al Quran bagi manusiapun mendasari perbedaan yang ada, namun perbedaan penempatan posisi Al Quran itu dipengaruhi pemahaman manusia bukan berarti Al Quran memiliki celah hingga kesempurnaannya pantas dipertanyakan. Ada yang memposisikannya sebagai sumber informasi yaitu hukum dan segala akibatnya diketahui sebelm adanya Al Quran. Jadi tidak ada efek hukum bagi mereka belum sampai dakwah Nabi atau nilai-nilai Al Quran kepadanya. Sedangkan kelompok lain memposisikannya sebagai faktor konfirmasi yaitu sebelum ada Al Quran atau sebelum dakwah Nabi sampai dalam diri seseorang sudah harus taat pada hukum-hukum kemanusiaan.

Manusia melalui akal naluri intuisi bisa tau membedakan mana baik dan buruk. Al Quran datang sebaai sumber konfirmasi apakah hasil output nalar yang melahirkan nilai dan formalitas dalam masyarakat itu benar atau salah. Kedua kelompok ini merasa didukung juga oleh sebuah ayat dan hadis. Perbedaan aliran dan mazab dalam islam sebanyak apapun dapat ditolerir sepanjang tidak keluar dari prinsip-prinsip ajaran islam yang berpangkal pada rukun iman dan rukun islam. Selama sebuah aliran atau mazab tidak keluar dari koridor ini maka itu pula tidak bisa disebut aliran sesat. Kita tidak boleh mudah menyesatkan apalagi mengkafirkan seseorang karena mereka berbeda degan apa yang selama ini kita amalkan. Namun yang menjadi masalah adalah ketika suatu aliran keluar dari rukun iman dan rukum islam tersebut. Contohnya mengakui adanya Nabi setelah Rasulullah SAW maka dikatakan sudah berada diluar jalur keislamannya.

Penting untuk digaris bawahi sekalipun disana sini ada perbedaan pendapat bahkan perbedaan agama sekalipun islam tidak pernah mentolerir tindakan anarkis. Dari sejak awal Al Quran dan hadis memperkenalkan adanya agama lain selain islam adanya kitab suci lain selain Al Quran dan adanya beragam aliran dan mazab. Mengenai perbedaan Allah juga telah berfirman: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainnan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar Rum 22).

Terlepas dari perbedaan yang ada pada umat manusia pada umumnya serta umat islam pada khususnya. Al Quran telah Allah turunkan melalui Rasulullah SAW sebagai sebenar-benarnya petunjuk dan berasal dari manusia-manusia pemahaman dan keterbatasannya.

Semoga apa yang telah disampaikan bisa bermanfaat serta menambah ilmu dan semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba Allah yang selalu bersyukur dan belajar dari segala Allah hadirkan disemesta alam ini.

Amin ya robal ‘alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar