Nenek Asmah (80) yang dihidup sebatang kara di gubuk derita di Desa Sabah Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin, setelah sepekan lalu diberitakan harian Banjarmasin Post, kini mendapat banyak simpati dan kunjungan berbagai pihak.
Baik yang sifatnya individual maupun komunitas di Tapin.
Salah satunya komunitas pesawat komunikasi HT di Rantau.
Bahkan kunjungan ke Nenek Asmah itu mereka unggah ke media sosial.
Nenek Asmah tinggal di sebuah gubuk kayu yang hanya berukuran 2x4 meter, di rumah itu tidak ada listrik, air PDAM, bahkan nenek itu tidak bisa lagi berjalan, kecuali bekesot (ngesot).
Di sekitar tempat tinggalnya sepi dari pemukiman penduduk, kehidupannya banyak ditolong orang yang berlalu lalang di jalan tersebut.
Pantauan Bpost Online, Rabu (22/6/2016) sore di gubuk derita Nenek Asmah, ternyata nenek itu kehabisan ikan.
"Kawakah ikam menukarkan iwak sarden, iwak simpananku habis sudah" (bisakah kamu membelikan ikan sarden, ikan ku sudah habis), ucap Nenek Asmah.
Biasa ada saja yang singgah ke rumahku, kata Asmah, seharian ini tidak ada yang singgah, tolongilah belikan iwak sarden, ucap Asmah kepada Bpost online.
Menurut Kepala Dinas Sosial Tapin, Samsuni, Nenek Asmah sudah masuk dalam penerima bantuan lansia miskin yang sumber dananya dari APBN, kemungkinan pencairannya Juli atau Agustus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar